1. Tujuan penelitian kualitatif
Tujuan penelitian kualitatif adalah menemukan makna di balik perilaku orang. Penelitian kualitatif ini adalah penelitian yang dilakukan pada latar alamiah (apa adanya) atau pada konteks dari suatu keutuhan. Hal ini dilakukan karena secara alamiah, penelitian ini menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami apabila dipisahkan dari konteksnya (suatu kesatuan). Ada beberapa asumsi yang mendasari hal tersebut, yaitu: tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk keperluan pemahaman, konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya yang berarti bahwa suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan, dan sebagai struktur nilai kontekstual bersifat determinatif terhadap apa yang akan dicari. Dengan adanya penelitian ini dilakukan secara alamiah, maka objek penelitian yang mungkin untuk diteliti adalah manusia dengan segala sifat dan perilakunya. Ketika dilakukan penelitian terhadap salah seorang manusia, maka secara tidak langsung diakhir penelitian, peneliti akan menemukan makna tertentu dibalik semua sifat dan perilaku orang yang telah diteliti. Oleh sebab itu, penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang menuntut suatu kesatuan yang harus dapat dipahami.
2. Paradigma penelitian kualitatif
a. Hakikat kenyataan
Pada penelitian kualitatif, terdapat kenyataan yang dibentuk secara jamak / ganda yang hanya dapat diteliti secara holistik, yang artinya penelitian terhadap kenyataan jamak / ganda ini mau tidak mau akan berdivergensi (setiap penelitian tidak menimbulkan lebih banyak pernyataan daripada jawaban) sehingga pengontrolan dan peramalan tidak dikehendaki, hasil dapat dicapai walaupun dalam beberapa tingkatan pengertian.
b. Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Pada penelitian kualitatif, peneliti dan objek tang diteliti berinteraksi sehingga saling mempengaruhi satu dengan lainnya, yang artinya peneliti dan yang diteliti tidak dapat dipisahkan.
c. Kemungkinan generalisasi
Pada penelitian kualitatif, tujuan penelitian itu sendiri adalah mengembangkan tubuh pengetahuan yang idiografik dalam bentuk hipotesis kerja yang memberi gambaran tentang kasus perorangan.
d. Kemungkinan hubungan kausalitas
Pada penelitian kualitatif, seluruh kebulatan (entitas) berada dalam keadaan saling mempertajam secara simultan sehingga tidak mungkin membedakan penyabab dari akibat.
e. Peran dari nilai
Pada penelitian kualitatif, penelitian terikat oleh nilai, paling tidak dalam cara yang lain, yaitu dalam lima cara sebagai berikut:
- Penelitian dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti sebagai yang dinyatakan dalam pemilihan masalah dan dalam menyusun kerangka, mengikat, dan memfokuskan masalah itu
- Penelitian dipengaruhi oleh pemilihan paradigma yang membimbing ke arah penentuan masalah
- Penelitian dipengaruhi oleh pemilihan teori substantif yang dimanfaatkan guna membimbing pengumpulan dan analisis data serta penafsiran penemuan
- Penelitian dipengaruhi oleh nilai-nilai yang berbeda dalam konteks
- Penelitiannya beresonansi nilai (penguatan) dan berdisonansi nilai (bertentangan)
3. Jenis Penelitian
· Generik
Jenis penelitian ini diturunkan dari konsep-konsep, model-model, dan teori-teori dari psikologi dan sosiologi. Penelitian ini mengidentifikasi pola-pola berulang dalam bentuk kategori-kategori atau temuan-temuan.
· Etnografi
Jenis penelitian ini memfokuskan kepada kelompok masyarakat atau budaya. Penelitian ini mendeskripsikan kepercayaan, nilai-nilai, serta sikap-sikap yang menstruktur tingkah laku dalam kelompok.
· Fenomenologis
Jenis penelitian ini berkenaan dengan eseensi/struktur dasar dari fenomena, sehingga data utama dalam penelitian ini adalah pengalaman langsung peneliti bersama partisipan.
4. Situasi sosial
Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus masuk ke dalam setting sosial yang berupa situasi sosial. Maksudnya: dalam melaksanakan penelitian dengan jenis penelitian kualitatif, peneliti harus masuk ke dalam kondidi dan situasi orang-orang yang diteliti karena penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna di balik perilaku orang. Akibatnya peneliti sendiri harus merasakan keadaan orang yang diteliti dan secara tidak langsung peneliti akan masuk ke dalam keadaan atau situasi sosial orang tersebut dan akan mudah dalam membuat laporan hasil penelitian dengan adanya peneliti masuk ke dalam situasi sosial yang diteliti
Jenis-jenis situasi sosial:
a. Single (tunggal), dalam situasi tunggal ini, yang ada hanya 1 orang pelaku, 1 kegiatan dan 1 tempat
b. Multi (jamak), dalam situasi jamak ini, ada beberapa orang dalam situsi yang berbeda yang disebut dengan networks of social situstions, ada kegiatan yang dilakukan disatukan dalam satu tempat yang disebut dengan clusters of social situations, dan ada kegiatan yang dilakukan sama tetapi tempet melakukan kegiatan ini berbeda yang disebut dengan social situations with similar activities.
5. Metode penelitian
a. Observasi-partisipasi
Berdasarkan peran peneliti sebagai pengamat, observasi-partisipasi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu
# Complete participant
Pengamat dalam hal ini menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya. Dengan demikian ia dapat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkannya, termasuk yang dirahasiakan sekalipun sehingga tidak ada dokumentasi sama sekali saat kegiatan ini dilaksanakan. Pada tindak lanjutnya, dokumentasi ditulis lengkap segera setelah kegiatan selesai dilaksanakan.
# Participant as observer
Peranan peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi melakukan fungsi pengamatan. Ia sebagai anggota pura-pura, jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya. Peranan demikian masih membatasi para subjek menyerahkan dan memberikan informasi terutama yang bersifat rahasia. Dokumentasi saat kegiatan dilaksanakan berupa catatan yang bersifat sketsa dan setelah selesai kegiatan, sketsa ini dikembangkan dalam tulisan dengan lengkap.
# Observer as participant
Peranan pengamat secara terbuka diketahui oleh umum bahkan mungkin ia atau mereka disponsori oleh para subjek. Karena itu maka segala macam informasi termasuk rahasia sekalipun dapat dengan mudah diperolehnya. Dokumentasi saat kegiatan dilaksanakan berupa catatan yang bersifat sketsa dan setelah selesai kegiatan, sketsa ini dikembangkan dalam tulisan dengan lengkap.
# Complete observer
Biasanya hal ini terjadi pada pengamatan sesuatu eksperimen di laboratorium yang menggunakan kaca sepihak (one way screen). Peneliti dengan bebas mengamati secara jelas subjeknya dari belakang kaca sedang subjeknya sama sekali tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati. Dokumentasi saat kegiatan dilakukan dapat berupa rekaman (audio) secara kontiniu saat observasi dilakukan.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Ada bermacam-macam cara pembagian jenis wawancara, yaitu
# Cara pembagian yang dikemukakan oleh Patton:
o Wawancara pembicaraan informal
Pada jenis wawancara ini, pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara. Suasana dalam wawancara sama seperti suasana pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari.
o Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara
Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan, tidak perlu ditanyakan secara berurutan.
o Wawancara baku terbuka
Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman terbatas, dan hal itu bergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara.
# Cara pembagian yang dikemukakan oleh Guba:
o Wawancara oleh tim atau panel
Wawancara oleh tim berarti wawancara dilakukan tidak hanya oleh satu orang, tetapi oleh dua orang atau lebih terhadap seorang yang diwawancarai. Di pihak lain, seorang pewawancara dapat saja memperhadapkan dua orang atau lebih yang diwawancarai sekaligus, yang dalam hal ini dinamakan panel.
o Wawancara tertutup dan wawancara terbuka
Pada wawancara tertutup biasanya yang diwawancarai tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa mereka diwawancarai. Mereka tidak mengatahui tujuan wawancara. Sedangkan di dalam penelitian kualitatif sebaiknya digunakan wawancara terbuka yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud dan tujuan wawancara itu.
o Wawancara riwayat secara lisan
Jenis ini adalah wawancara terhadap orang-orang yang pernah membuat sejarah atau yang membuat karya ilmiah besar, sosial, pembangunan, perdamaian, dan sebagainya. Maksud wawancara ini ialah untuk mengungkapkan riwayat hidup, pekerjaannya, kesenangannya, ketekunannya, pergaulannya dan lain-lain.
o Wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti yang menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban terhadap hipotesis kerja. Sedangkan wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda dengan yang terstruktur. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal
Jika pewawancara hendak mempersiapkan suatu wawancara, ia perlu membuat beberapa keputusan. Keputusan itu berkenaan dengan pertanyaan apa yang pertu ditanyakan. Ada beberapa jenis pertanyaan yang mana setiap pertanyaan yang diajukan akann terkait dengan salah satu pertanyaan lainnya, yaitu
- Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atau perilaku
- Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai
- Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
- Pertanyaan tentang pengetahuan
- Pertanyaan yang berkaitan dengan indera
- Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
c. Dokumen
Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumen dapat dibagi dua, yaitu:
# Dokumen pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek penelitian. Jenis-jenis dokumen pribadi diantaranya adalah buku harian, surat pribadi, dan otobiografi.
# Dokumen resmi
Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, atau aturan lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan ooleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dokumen eksternal dapat dimanfaatkan untuk menelaah konteks sosial, kepemimpinan, dan lain-lain.
6. Penjaminan keabsahan data
a. Perpanjangan keikutsertaan (prolonged engagement)
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan, maka akan membatasi:
· gangguan dari dampak peneliti pada konteks
· kekeliruan (biases) peneliti
· mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat
Perpanjangan keiktsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, karena:
· Peneliti dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak mempelajari kebudayaan, dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun responden.
· Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti agar terjun ke lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data
· Perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri
b. Ketekunan (persistensi)
Ketekunan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Ketekunan pengamatan ini bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Hal ini berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian ia menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya disamping tiga teknik pemeriksaan lainnya yaitu: pemanfaatan metode, penyidik, dan teori. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Pada triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan teknik hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Teknik triangulasi jenis ketiga ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Teknik triangulasi jenis terakhir adalah triangulasi dengan teori. Teknik ini berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Jadi, triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan.
7. Analisis data
Langkah-langkah analisis data dari:
a. Miles & Huberman
# Pengumpulan data
Data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian kata. Data ini telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari, dokumen, pita rekaman, dan lain-lain), dan yang biasanya diproses kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun dalam teks yang diperluas.
# Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung baik itu sebelum data terkumpul, selama pengumpulan data bahkan berlanjut terus sampai penelitian lapangan selesai dilaksanakan dan laporan lengkap tersusun. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
# Penyajian data
Penyajian data dilakukan setelah selesai melaksanakan pnelitian. Data dapat disajikan dalam bentuk teks, matriks, grafik, jaringan, dan bagan semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
# Menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian sari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan suatu salinan temuan dalam seperangkat data yang lain.
b. Teknik komparatif-konstan
Dinamakan teknik komparatif-konstan karena dalam analisis data, secara tetap membandingkan satu data dengan data yang lain, dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lain. Secara umum proses analisis datanya mencakup:
# Reduksi data, langkah-langkahnya:
- Identifikasi satuan (unit), yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.
- Membuat coding, berarti memberikan kode kepada setiap satuan agar tetap dapat ditelusuri data/satuannya berasal dari mana.
# Kategorisasi data (upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan), langkah-langkahnya:
- Menyususn kategori.
- Setiap kategori diberi nama yang disebut label.
# Sintesisasi, langkah-langkahnya:
- Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.
- Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya diberi nama/label lagi.
# Menyusun hipotesis kerja
Hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang proporsional. Hipotesis kerja ini sudah merupakan teori substantif (yaitu teori yang berasal dan masih terkait dengan data)